Wahai Guru Tua
1:40:00 pm
By
Ikhwan Taufik
Writing
1 comments
Selamat pagi Guru Tua,
yang selepas ufuk timur menjingga,
terus meninggi higga sepenggalah,
dia berperang dengan tulang belulanganya
yang penuh rematik.
Berpacu dengan gurat wajahnya yang semakin kusut,
namun semangatmu menyala.
Selamat siang Guru Tua,
Walau bibir keringmu kerontang,
tak lagi berbuih hingga berbuku-buku dilalap habis
dan anak didikmu hanya menguap malas,
lesu penuh tatapan sayu,
namun jiwamu tetap baja.
Selamat petang Guru Tua,
Anak didikmu kian pulas,
apa daya kantuknya seakan terus mengutuk
dan acuh tak acuhkan semua celotehmu
namun hatimu selembut salju.
Published by Pewara Dinamika Magazine on April 2011
yang selepas ufuk timur menjingga,
terus meninggi higga sepenggalah,
dia berperang dengan tulang belulanganya
yang penuh rematik.
Berpacu dengan gurat wajahnya yang semakin kusut,
namun semangatmu menyala.
Selamat siang Guru Tua,
Walau bibir keringmu kerontang,
tak lagi berbuih hingga berbuku-buku dilalap habis
dan anak didikmu hanya menguap malas,
lesu penuh tatapan sayu,
namun jiwamu tetap baja.
Selamat petang Guru Tua,
Anak didikmu kian pulas,
apa daya kantuknya seakan terus mengutuk
dan acuh tak acuhkan semua celotehmu
namun hatimu selembut salju.
Published by Pewara Dinamika Magazine on April 2011
^_^
ReplyDelete