MENJELAJAH DASAR SAMUDRA PURBA

Pernah terbayangkan, kita bisa menjelajah dasar samudra dengan begitu mudahnya? Kita bisa menelusuri hingga ke sela-sela batuan terdalam, melihat dengan gamblang lava (magma) yang telah dimuntahkan dari perut bumi, bahkan kita bisa mempelajari sampai kedalaman 300 km. Semua itu bisa dibuktikan dengan bergeowisata alam di Kawasan Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung yang terletak 19 km utara kota Kebumen.

Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung merupakan salah satu unit kerja Kedeputian Ilmu Pengetahuan Kebumian (IPK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bagian dari Lajur Pegunungan Serayu Selatan ini menyimpan batuan-batuan langka kebumian yang saat ini telah di tetapkan sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi. Batuan-batuan itu ada yang merupakan kepingan dari lantai samudra purba, batuan yang menjadi alas Pulau Jawa, bahkan batuan paling dalam di perut Bumi yang pernah muncul ke permukaan dapat dijumpai di Karangsambung.

Penulis di Depan Salah Satu Situs Batuan Karangsambung

(Batu Gamping Nummulites/Fosil Foraminifera Nummulites)

Ada kurang lebih 15 singkapan yang dilindungi sehingga patut jika Cagar Alam kebanggaan Kebumen ini disebut sebagai Lapangan Geologi Terlengkap di Dunia. Singkapan batuan di Kali Muncar misalnya, ini adalah lava perut bumi yang telah dimuntahkan berjuta tahun lalu dan telah melalui proses evolusi yang sangat panjang. Kita juga akan lebih terpesona jika penelusuran dilanjutkan ke singkapan Kali Brengkok. Batuan berwarna abu-abu cerah dan tampak mengkilap jika terkena sinar matahari merupakan batuan tertua di Jawa.

Warna putih metalik berlembar pada batuan adalah mineral mika, sedangkan lapisan-lapisan tipis merupakan penjajaran mineral karena pengaruh tekanan yang sangat kuat pada saat proses perubahan batuan asal menjadi Sekis Mika di dalam perut bumi. Batuan ini merupakan bagian alas pulau Jawa.

Hanya Ada Dua di Dunia

Kiranya akan Lebih lebar lagi nganga mulut kita jika kita menatap Gunung Parang yang terletak sekitar 300 m ke utara dari UPT BIKK Karangsambung LIPI. Di sini terdapat singkapan batuan beku diabas. Batuan ini diinterpretasikan merupakan batuan intrusi konkordan, dan menunjukan struktur kekar tiang/kolom (collumnar joint) yang mana merupakan hasil gaya kontraksi pada saat pembekuan magma. Konon, di bumi hanya ada dua singkapan batuan seperti ini yaitu di Karangsambung dan pada Devil’s Tower di Wyoming, Amerika Serikat.

Kawasan yang tak kalah menarik adalah Pemandian air panas Krakal yang terletak di desa Krakal Kecamatan Alian, 11 km timur laut Kota Kebumen. Terbentuknya mata air panas yang bersifat basa ini bukan karena aktivitas gunungapi, tetapi hasil induksi panas dari dalam bumi akibat adanya patahan yang mengenai daerah ini. Selain merupakan tempat pemandian untuk rileks, air hangat di pemandian krakal dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit seperti gatal-gatal, kudis dan juga dapat menyembuhkan rematik. Singkapan batuan lainnya antara lain Kali Mandala, Kali Cacaban, Sungai Luk Ulo, Bukit Waturanda, Bukit Jatibungkus, Batu Gamping Numulities, Wagirsambeng, Pucangan, Totogan dan Bukit Sipako.

Balai Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung ini juga memiliki fasilitas pendukung berupa tempat penginapan & asrama, perpustakaan, dan bengkel kerja kerajinan batumulia. Pengunjung juga bisa melihat berbagai koleksi batuan yang ada di Karangsambung, model tektonik, maket geologi dan peraga yang menggambarkan proses dinamika bumi di museum.

Published by Gradasi Magazine Third Edition/NO.9/FEBRUARY 2010 Column Travelling

4 comments:

KEELOKAN PANTAI BARON

*)Tak Ingin Dipandang Sebelah Mata dari Parangtritis

Aktifitas di Pantai Baron makin menggeliat. Kian hari pengunjung yang datang kian ramai. Muara sungai bawah tanah di pantai ini seolah menyuarakan pesonanya. Bukit-bukit yang berdiri kokoh di kanan dan kirinya turut memamerkan keelokan alamnya. Riak-riak dari ombak yang tak begitu besar terlihat selalu ceria bermain-main dengan para wisatawan yang rela basah kuyup mandi di pantai ini. Belum lagi pucuk-pucuk daun pandan yang menari-nari diterpa angin pantai.

Keindahan dan keistimewaan pantai selatan Yogyakarta memang tidak diragukan lagi. Pantai Baron adalah salah satunya. Selama tiga tahun penulis belajar di Daerah Istimewa Yogyakarta, rasa-rasanya Pantai Baron mempunyai tempat tersendiri di hati penulis. Mengunjungi Pantai Baron bersama teman-teman beberapa waktu lalu, penulis mendapati pantai ini tengah ramai dipenuhi wisatawan. Bahkan, penulis juga berkesempatan foto dan sedikit berbincang bersama salah seorang tourist berkewarganegaraan Jerman. Dari sedikit perbincangan itu, penulis makin sadar, ternyata keelokan Pantai Baron ini sudah menggema dan gaungnya terdengar hingga dunia internasional.

Penulis (kaos putih) berfoto bersama wisatawan asing asal Jerman di Pantai Baron

Sepanjang garis Pantai Baron yang sesungguhnya berupa teluk ini terlihat banyak perahu yang berparkir tidak begitu rapi. Tidak jauh dari tempat tersebut, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dengan bau khasnya yang cukup mengocok isi perut akan menjadi ramai di waktu-waktu tertentu. Tempat inilah yang memutar roda perekonomian warga setempat yang berprofesi sebagai nelayan. Sedangkan yang lain, banyak juga yang memanfaatkan keramaian dan potensi wisata daerah ini. Ada yang berjualan cinderamata khas pantai, menyewakan tikar dan payung, wahana permainan ATV, atau membuka jasa kamar mandi dan WC. Bisnis wisata kuliner dan oleh-oleh khas Pantai Baron juga cukup memanjakan lidah pengunjung yang doyan makan seafood.

Anda yang mengaku gemar travelling atau menyukai keindahan alam daerah pantai wajib sesekali berkunjung ke Pantai Baron. Jarak 65 km arah selatan kota Yogyakarta dan 20 km dari Wonosari ini bisa ditempuh menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, ataupun kendaraan umum. Waktu tempuh 1 s.d. 2 jam akan terasa lebih singkat jika kita bisa menikmati perjalanan dengan suguhan pemandangan yang begitu memukau. Jalanan yang berkelok, berbukit-bukit, menanjak dan menurun cukup membuat kita menahan nafas sejenak. Sangat mengesankan! Melihat keelokan alam dan potensi wisatanya, jelas Pantai Baron bisa disejajarkan dengan nama-nama pantai lain di pesisir Yogyakarta yang sudah terkenal lebih dulu seperti Pantai Parangtritis, Pantai Sundak, Pantai Krakal, Pantai Depok, Pantai Siung, dan masih banyak lagi. Pantai Baron memang tidak bisa dipandang sebelah mata begitu saja.

Note: Thanks buat teman-teman yang ngajak maen ke Pantai Baron!

(Rimo ‘N Rima, Rahmat, Qodas, Wasono, Cinung, & My Lovely Sister: Mba Tamy)

Published by Gradasi Magazine VI/No. 1/Juny 2012 Page 47

0 comments: