Kobarkan Semangat Pertempuran Yos Sudarso

Bulan November 1961, Desember 1961, dan Januari 1962 adalah tiga bulan berurutan yang banyak mengandung nilai sejarah tersendiri bagi seorang pahlawan Indonesia, Laksamana Madya Yosaphat Soedarso. Pasalnya, setelah berulang tahun yang ke 36 pada tanggal 24 November 1961, tidak kurang sebulan kemudian, Trikora (Tri Komando Rakyat) pada tanggal 19 Desember 1961 dicetuskan oleh Bung Karno. Seolah-olah, pencetusan Trikora yang berujung pada penyatuan Irian Barat ke dalam naungan NKRI ini mengantarkan kematiaannya di pertempuaran Laut Aru.

Beliau Gugur di medan perang pada tanggal 1 Januari 1962. Sesaat sebelum gugur, ada statement dari beliau yang terkenal hingga saat ini. Di tengah-tengah pertempuran yang berkecamuk di atas KRI Macan Tutul dan dua KRI lainnya yang saat itu berada di Laut Aru, bagai lecutan api semangat yang menyala-nyala, dari radio komunikasi terdengar suara, ”Kobarkan semangat pertempuran!” Untuk mengenang keberanian dan jiwa patriotisme para pahlawan yang gugur di medan Pertempuran Laut Aru, hingga saat ini setiap tanggal 15 Januari diperingati sebagai hari Dharma Samudra.

Dari serangkaian peristiwa yang penuh keberanian dan jiwa patriotisme yang tinggi, kata-kata dari Pahlawan Nasional yang terkenal dengan sebutan Komodor Yos Sudarso ini kiranya patut kita gaungkan kembali. Implementasinya jelas berbeda. Dahulu, Komodor Yos Sudarso melantangkan lecutan semangat itu benar-benar untuk mengobarkan semangat pertempuran di Laut Aru. Kini, mahasiswa sebagai kaum intelektual muda hendaknya pintar dalam menginterpretasikan statement Yos Sudarso yang seolah menjadi pesan terakhir menjelang kematiannya.

Kaum muda Indonesia memang dituntut untuk tetap semangat dalam setiap ”pertempuran”. Pertempuran yang dimaksud ini juga sangat berbeda dengan pertempuran saat zaman perebutan kemerdekaan dulu. Salah satu analogi pertempuran seorang mahasiswa saat ini adalah tugas kuliah, ujian semester, ujian skripsi, dan berbagai ujian lainnya. Tidak bisa kita pungkiri, pertempuran mahasiswa yang berupa berbagai ujian ini memang cukup memusingkan. Bahkan tidak sedikit dari mereka tumbang dan kalah dalam menghadapi salah satu dari ujian-ujian itu. Mahasiswa sebagai status pelajar tertinggi hendaknya pintar-pintar dalam menyikapi hal ini. Di sinilah kobaran api semangat belajar mahasiswa harus dinyalakan seperti yang dipesankan oleh Komodor Yos Sudarso.

Selain itu, pencarian kerja setelah lulus juga merupakan salah satu pertempuran hidup yang banyak menjadi polemik di kalangan muda saat ini. Saat ini, mencari pekerjaan memang sangat susah. Kaum muda Indonesia dituntut untuk kreatif dalam menyikapi hal ini. Program-program di kampus pun sudah banyak yang mengarahkan mahasiswanya untuk lebih kreatif dan mandiri. Mahasiswa sekarang lebih banyak diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan daripada sekedar mencari pekerjaan. Tentunya, hal ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan jiwa yang ulet, tekun, dan semangat yang tinggi dalam menggapainya. Di sinilah pesan Komodor Yos Sudarso harus senantiasa diingat sebagai cambuk dalam mongobarkan semangat pertempuran ini.

Jika lebih dicermati dan dihayati lagi, kiranya statement terakhir Komodor Yos Sudarso memang cukup mendalam. Beliau berpesan untuk mengobarkan semangat. Ini adalah diksi yang cukup tepat. Kata ”kobarkan” yang dipilih Yos Sudarso jelas mempunyai penekanan yang berbeda daripada kata ”nyalakan”. Kata kobarkan yang berasal dari kata kobar, secara harfiah mempunyai arti menyala besar. Untuk itulah semangat ”pertempuran” kaum muda Indonesia juga harus tetap berkobar, tidak cukup hanya dinyalakan saja.

Published by Kedaulatan Rakyat Newspaper Edisi54/Tuesday December, 6th 2011

0 comments: