ANTARA MENULIS DAN TOILET

Sobat Graders, aktivitas menulis dan aktivitas di dalam toilet ternyata mempunyai hubungan kekerabatan yang sangat dekat. Benarkah demikian? Lantas, di mana letak kedekatannya?

Pertama. Diantara teman-teman penulis tentu banyak yang mengamini bahwa toilet adalah salah satu tempat mustajab yang mampu melahirkan banyak ide. Bagi mereka, toilet bukan sekedar tempat untuk membuang hajat. Toilet menawarkan fasilitas lebih yang mampu bertransformasi menjadi surga bagi para penulis yang sedang berburu ide. Sebagai salah satu buktinya, inilah salah satu artikel yang ide pembuatannya lahir dari dalam toilet.

Ya, ide untuk menulis artikel semacam ini muncul begitu saja saat saya asik “ngeden” di dalam toilet. Saat merasakan puncak kelegaan dan keikhlasan karena sudah mengeluarkan “pisang lunak”, saat itu pula ide keluar dengan sendirinya. Memang agak jorok, tetapi inilah fakta bahwa sebagian penulis menjadikan toilet sebagai ladang perburuan ide. Bahasa lainnya mungkin tempat untuk menerima wangsit.

Kedua. Menulis dapat dianalogikan dengan BAB alias Buang Air Besar. Bagaimana mungkin bisa demikian? Bisa saja! Misalnya pada suatu hari sobat Graders banyak makan buah jambu biji. Bagaimana bentuk dan warna yang keluar pada esok harinya? Keras, bukan? Akan berbeda kasusnya jika sobat Graders banyak makan buah pepaya. Bisa dipastikan, perjalanan keluar si “pisang lunak” kita akan mulus dan lancar seperti kendaraan di jalan tol.

Warna makanan yang kita makan juga turut menentukan warna si “pisang lunak” kita. Silakan buktikan! Dalam sehari penuh, sobat graders banyak makan biskuit yang iklannya dibintangi oleh artis cilik, Afika. Apa warna “pisang lunak” yang keluar esok paginya? Tentu akan berbeda jika sobat graders banyak makan sayur hijau dan sejenisnya, bukan?

Analogi bentuk dan warna “pisang lunak” kita juga berlaku dalam dunia tulis-menulis. Jika sobat graders hendak menuliskan suatu topik tertentu, sobat graders tentunya harus menguasai topik tersebut lebih dulu. Setidaknya, sobat graders tahu tentang topik yang hendak ditulis. Misalnya, sobat Graders hendak menulis tentang keagamaan. Tentu, materi yang harus banyak dimakan (baca: dibaca/dipelajari) juga seputar keagamaan. Lain halnya jika sobat graders hendak menulis dengan tema teknologi. Pasti makanan (baca: bacaan) sobat graders adalah berbagai informasi mengenai teknologi tersebut. Itulah salah satu bukti bahwa menulis dapat dianalogikan dengan BAB.

Apapun perumpamaannya, apapun analoginya, menulis adalah salah satu aktivitas positif yang hendaknya dijadikan budaya oleh kita semua. Dengan menulis, perasaan kita menjadi lega karena sesuatu yang menjadi pikiran di dalam otak kita telah dikeluarkan pada tempatnya. Ayo menulis!

Published by Gradasi Magazine EdisiVI/NO.1/JUNY 2013

0 comments: